Jumat, 21 Maret 2014

KAMMY


                Keputusan Allah memang nggak ada yang tau. Bisa aja orang yang kelihatan sehat hari ini, tiba-tiba besok meninggal kepleset di kamar mandi. Ada juga orang yang jago main kartu UNO dan udah menang berkali-kali ternyata kalah dan dapet hukuman nganterin temen cewek yang kosannya ngelewatin daerah populasi kambing. Kasian.

                Dalam 19 tahun hidup ini juga ada keputusan Allah yang bener-bener aku syukuri, walaupun yah mau bilang menyesal nggak enak juga hahaha. Keputusan Allah untuk menempatkan 15 anak berasal dari satu SMA yang sama dalam suatu kampus yang jauh dari kampung halaman.

                Itulah kami, KAMMY. KAMMY adalah singkatan dari Keluarga Mahasiswa Mache Yogyakarta. Suatu komunitas yang didirikan tahun 2013 secara tidak resmi oleh anak-anak rantau kurang kerjaan dari SMA Negeri 5 Yogyakarta. Komunitas ini didirikan semata-mata hanya untuk mencari keuntungan pribadi, misalnya kalau Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semester hampir tiba, ada koordinasi antar anggota untuk beli tiket kereta termurah untuk pulang kampung, dengan satu penanggungjawab (aku), dan juga tiket kereta termurah untuk pulang kampus (lagi-lagi aku penanggungjawabnya).

                Selain hunting tiket kereta, KAMMY juga sering (baru dua kali) menghabiskan malam weekend bersama dengan nongkrong di Sevel, terkadang tanpa malu nggak beli apa-apa dan seenaknya duduk sambil main kartu UNO sambil teriak-teriak. Habis main UNO terus foto selfie bareng-bareng.

                Seperti yang disebutkan sebelumnya, KAMMY memiliki 15 orang anggota, namun hanya ada 10 anggota yang aktif (yang setelah ini akan saya sebutkan hanya 1 suku kata panggilannya saja untuk kerahasiaan identitas). Yang pertama ada Med, sang kapten. Pria tinggi ganteng produk lokal wajah internasional. Dia biasanya yang mengkoordinir semua kegiatan yang diadakan KAMMY, misalnya tujuan wisata saat liburan di Yogyakarta.

                Kemudian aku sendiri, koordinator tiket kereta pulang kampung dan pulang kampus. Bertugas sebagai konsultan hunting tiket kereta berpengalaman dengan jam terbang lebih dari 200 jam. Selain itu juga bertugas untuk menentukan cara pembayaran dari tiket-tiket tersebut serta lokasi dan waktu kedatangan maksimum di stasiun kereta.

                Berikutnya Zan, yang sebenarnya aku juga bingung apa tugas dia. Tapi terkadang dia membantu dalam pemesanan tiket secara online. Dia juga anggota yang menurutku paling lama buat milih baju.

                Yang keempat ada Yak, cewek jantan dengan suara dan tawa menggelegar. Biasanya dia ngasih ide-ide buat liburan, maklumlah sering homesick. Si Ya juga jadi inceran banyak cowok di SMA juga di kampus. Dia juga punya video cover lagu yang cukup terkenal di kalangan SMA dan kampus.

                Selanjutnya Nar, cewek dokumenter, karena Cuma dia yang punya DSLR diantara anggota KAMMY, walaupun pernah sekali dia cuma bawa baterai DSLRnya, sedangkan DSLRnya ketinggalan di rumah ._. Selain itu dia juga pemilik kartu UNO yang oleh kita dimainin di Sevel.

                Lalu ada Jod, pria tambun lucu unyu yang nggak bisa bilang huruf R. Dia orang yang kalah main UNO seperti yang diceritain di awal, yang kalah main UNO karena takabuy terus dapet hukuman nganterin Yak ke kosannya (kosan paling jauh diantara kami). Jod memiliki partner yaitu Zar, mereka berdua satu kosan.

                Kemudian ada Va, cewek jurnalis berkacamata di SMA dan kampus. Dia sering berkontribusi di buletin sekolah dan kampus. Beberapa artikelnya diterbitkan di buletin dimana dia ikut berkontribusi. Dia juga sering nalangin dulu kalo lagi makan-makan bareng.

                Berikutnya Sa, cewek pebasket mantan paskibra. Dia jadi juru foto selfie kami kalo lagi nongkrong. Selain itu kadang-kadang dia juga beli snack kalo lagi nongkrong diskusi tiket kereta atau ketika sekedar duduk-duduk manis di Sevel.

                Lalu ada Fir, cewek ceriwis yang bikin kumpul-kumpul garing jadi membara. Sering banget curhat hal-hal sepele, misalnya tentang temen cowoknya yang Wota, dan lain-lain. Setia kawan dan enak diajak ngobrol yang berhubugan tentang Novel.

                Terlepas dari kekurangan mereka, aku bersyukur bisa ngumpul satu kampus bareng mereka. Entah kenapa kalo kumpul bareng mereka, semua masalah akademik hilang sesaat, yang ada cuma senang dan senang. Semoga kami masih bisa kumpul sampai tua nanti.

Jumat, 28 Februari 2014

Satu Semester



                Nggak terasa udah 6 bulan kuliah di kampus baru yang kedua. Kampus permanen (amiiin) pertama, belajar main DoTA pertama kali, belajar akuntansi pertama kali, UTS dan UAS pertama kali (yang nggak tau IPnya selamat dari ancaman DO apa nggak ._.). dan masih banyak lagi pertama-pertama lain yang lupa atau mungkin belum terjadi terjadi.

Banyak hal yang bikin berkesan dan nggak bisa dilupain, kayak ospek (yang nggak mau lagi diulangin), temen-temen kelas yang gila, apalagi banyaknya mahasiswi baru yang cakep-cakep, yang sama-sama nggak mungkin sama sekali nian sangat nggak bisa dilupain. Kalo nginget hal-hal kayak gini, terutama hal cewek, jadi inget kata Chairil Anwar, "Aku mau hidup seribu tahun lagi", asalkan hidupnya sama kamuh
               

Jumat, 14 Februari 2014

Rambut



Bulan September lalu, aku (bareng sama 13 temen SMA lain) berangkat ke Jakarta buat kuliah di suatu sekolah tinggi ikatan dinas ternama. Setelah registrasi dan tetek bengeknya, yang namanya mahasiswa baru pasti harus ikut ospek kan? Nah, sesuai peraturan dari ospek tersebut, semua maba cowok harus potong rambut sampai 1 cm.

H-2 sebelum ospek, aku dan 2 temen lain (F dan A) pergi ke tukang potong rambut. Sampai di sana banyak mahasiswa baru lain yang juga antre untuk potong rambut, yang sepertinya pas bulan-bulan itu udah jadi suatu “musim” potong rambut.

Langsung aja, sesuai dengan judul post diatas, kenapa aku namain gitu, karena proses potong rambutnya sadis. Nggak dipotong dari samping kayak biasanya, tapi malah dijailin. Dipotongnya dati tengah dulu. Mana difoto sama dua biadab F sama A lagi ._.

Langsung aja cekidot fotonya

BEFORE 




AFTER 


Mantab!!

Selasa, 11 Februari 2014

Deleted

Berhubung sekarang kita semua sudah tahu kalau galau nggak bermanfaat, postingan sebelum-sebelumnya yang berhubungan dengan galau dan tetek bengeknya saya hapus. Walaupun kata temen sih isi postingannya bagus *hahaha -__- tetep aja cerita-cerita di post-post yang udah di delete nggak baik buat kita berdua. Lagipula sekarang udah nggak ada waktu buat mikirin hal gituan. Masih banyak mata kuliah yang susah, kegiatan organisasi, dan DoTA yang harus dikuasai.

Senin, 26 Maret 2012

Ambigram

                  Kagum.

                Ambigram, suatu bentuk seni yang dapat dibaca sebagai satu atau beberapa kata tidak, hanya dalam bentuk seperti disajikan, tetapi juga dari sudut pandang lain dari kata asli. Menakjubkan (dan membingungkan) memang, ada hal yang sangat sepele, tapi hebat, yang mungkin sering luput dari perhatian orang-orang. Termasuk penulis alay yang satu ini.

                Kalo bicara tentang ambigram, jadi keinget buku Angels and Demons (Dan Brown) yang pinjem ke mbak Aya’, belum selesai dibaca -_-. Dari sana aku tertarik sama ambigram. Buku ini bercerita tentang teori konspirasi pemberontakan di Vatikan yang diprakarsai oleh Illuminati, kira-kira ini maksudnya apa ya? Au’ ah gelap.

                Di buku ini banyak ambigram yang muncul, yang nggak mungkin terpikirkan oleh orang biasa. Kalo orang pertama kali lihat ambigram pasti terkagum-kagum, bingung, habisnya pengalaman aku sendiri sih..

                Ada banyak contoh-contoh ambigram yang udah terkenal dan udah dipublikasikan ke buku, dalam hal ini Angels and Demons, antara lain









                Coba deh kalian jungkir balik, terus baca lagi tulisannya, pasti tetep sama bacanya.

                Sebenernya ada contoh yang udah aku bikin, tapi nggak punya scanner -_-, kalo mau bikin itu gampang-gampang-susah sih bikin ambigram, gampangnya itu kalo ketemu huruf-huruf yang bisa jadi huruf lain kalo dibalik cara pembacaannya, susahnya kalo jumlah hurufnya ganjil atau hurufnya susah dimanipulasi. Yang penting butuh kreatifitas yang tinggi aja.

                Biasanya jenis font yang dipake itu jenis Old English, karena gampang dimanipulasi dang diubah-ubah. Tapi tetep aja susah bikinnya. Aku aja bikin ambigram “ESTIMABLE” itu hamper seminggu, dan itupun non-stop mikirnya, bikin otak jadi kurus aja, padahal mau perbaikan gizi otak  nih.

                Yo wis cekap semanten nggih rencang-rencang sedaya, if i got wrong, I apologize, see you next time, Wassalamu’alaikum.

Minggu, 25 Maret 2012

REDEFINISI EMANSIPASI

By : Agus Purnomo (Kadep. KP/kandidat calon Ketua KAMMI UIN SUKA)

Tanggal 21 april diperingati sebagai hari kartini. Atau disebut juga hari emansipasi wanita. Konon hari itu merupakan hari kebangkitan kaum hawa. Bangkit dari penindasan, ketidak adilan dan penistaan menuju sebuah emansipasi wanita. Dan sejarah Indonesia mencatat RA Kartini sebagai penggagasnya.
Namun konsep emansipasi wanita itu belum rampung dan R.A kartini yang pada saat itu masih berusia 25 tahun lebih dulu dipanggil Allah SWT. Akhirnya emansipasi adalah sepotong narasi. Kemudian generasi selanjutnya mencoba melanjutkan gagasan wanita kelahiran jepara 21 april 1879 itu dengan perspektif mereka sendiri. Sehingga hari ini muncul berbagai macam bentuk emansipasi wanita. Malah yang lebih mendominasi adalah emansipasi dalam bentuk femiisme, kesetaraan jender dan westernisasi.
Jika kita melihat sosok wanita justru muncul pertanyaan, beginikah emansipasi yang diajarkan RA. Kartini?. Wanita lebih dikenal karena sosok keindahan tubuhnya bukan pada kepribadian, kecerdasan dan akhlaknya. Ajang miss universe misal, pemilihan wanita sejagat itu lebih mirip ajang eksploitasi keindahan tubuh dari pada kecerdasan otak dan kemuliaan akhlak. Tak ayal jika tidak kita temukan wanita (maaf) yang berparas biasa saja ataupun dari segi relijiusitas ia mengenakan jilbab. Contoh lain adalah budaya negative wanita kota telah merambah kedesa-desa dan daerah pelosok. Ketika sang gadis desa dikritik akan gayanya. Dengan PeDe mereka berucap”ini kan mode, sekarang kan zaman emansipasi”. Disisi lain konsep kesetaraan jender begitu ekstrim. Menuntut semua harus sama antara wanita dan pria dalam segala hal.
Terjadi kesalahan dalam mendefinisikan dan mengejawantahkan nilai emansipasi. Pertama arti emansipasi terserabut dari akar budaya bangsa yang berkepribadian mulia dan religius. Padahal wanita yang hidup pada masa kolonial itu adalah sosok yang relijius. Karyanya yang berjudul “habis gelap terbitlah terang” merupakan inspirasi dari ayat al-quran yang berbunyi “mindzulumati ilannur” (QS.Albaqoroh 257) Kartini muda adalah sosok yang haus ilmu agama dan pencari hidayah. Itulah mengapa ia menulis buku tersebut dan rela bekerja keras menimba ilmu kepada alim ulama. Artinya tidak mungkin apa yang diajarkan pejuang bangsa itu merupakan perpanjangan tangan dari kaum penjajah.
Yang kedua terjadi kesalahan pada wilayah aplikasi. Sosok wanita hari ini adalah sebuah hasil eksplorasi keindahan tubuh. wanita lebih dikenal dan dihargai dari keindahan tubuhnya bukan pada pribadinya yang luhur. seperti yang tervisualisasi dalm media cetak dan media elaktronik Meskipun tidak semua namun begitulah faktanya. RA kartini adalah putri seorang bangsawan yang terhormat dan menikah dengan seorang tokoh terhormat pula. Di sisi lain ia adalah sosok yang mau berbaur dengan rakyat kecil. Jadi tidak mungkin mengajarkan amoral dan hidup parlente.
“wanita itu tercipta dari tulang rusuk adam , bukan dari tulang kepala atau tulang kaki”, tepatlah kata bijak itu menjelaskan posisi kaum hawa. Ia tidak tercipta dari tulang kepala, artinya wanita bukanlah sosok untuk dipuja-puja. Namun ia bukan pula tercipta dari tulang kaki yang diartikan sosok yang mempunyai derajat rendah, layak dizholimi dan dilecehkan. Kata bijak itu mengungkapkan bahwa wanita tercipta dari tulang rusuk. Aritnya ia adalah sosok yang harus dihormati, diperlakukan dengan adil bahkan wanita adalah partner bagi kaum pria.
Secara alamiah memang terdapat perbedaan peran antara kaum adam dan kaum hawa. Ada sebuah pekerjaan yang hanya bisa dilkukan oleh seornag wanita pun sebaliknya. Namun kedewasaan berfikir menjauhkan kita dari sikap cemburu atau merasa diperlaukan tidak adil.oleh karena itu Sudah seharusnya kita meredefinisi emansipasi. Bukan bermaksud untuk memuja apa lagi mendzolimi. Redefinisi dilakukan agar emansipasi kembali pada khitohnya. Outputnya adalah lahirnya sosok wanita yang anggun, cerdas dan juga relijius. Sehingga terjadi pola sinergisitas yang optimal dan terciptalah tatanan social yang seimbang dan berkeadilan.
Salam bangga untuk kaum hawa…


 Sumber : http://kpkammiuinjogjakarta.blogspot.com/2011/04/redefinisi-emansipasi.html